PENGERTIAN SOSIOLOGI OLAHRAGA

Pengertian sosiologi olahraga

Pengertian Sosiologi Olahraga

sosiologi olahraga (Sport sosiologi) merupakan sebuah subdisiplin ilmu keolahragaan yang masih muda usianya mulai tumbuh sekitar tahun 1958 dan mulai berkembang pada tahun 1960 an sebagai sebuah disiplin ilmu yang makin populer. kebanyakan studi pada Permulaannya baru sampai taraf deskripsi atau mencapai taraf pra teori titik di Indonesia subdisiplin ilmu keolahragaan ini baru mulai menjadi perhatian dalam lingkup terbatas ke dalam kurikulum lembaga pendidikan tinggi di bidang olahraga an pada awal 1980 an tidak banyak  pemerhati olahraga dari perspektif sosiologi.

sebagai sebuah disiplin ilmu yang masih sangat mudah pendekatan dalam pengembangan batang tubuh keilmuannya masih dalam fase embrio. karena itu pendekatan fenomenologis atau etnografis yang sering juga disebut pendekatan naturalistik menjadi rujukan utama.

dikaitkan dengan usianya yang masih muda belia itu sementara cakupan kajiannya sangat luas maka betapa sulit untuk  mengetengahkan satu tulisan yang utuh tentang sosiologi olahraga. karena itu dalam  artikel ini dipaparkan beberapa tulisan dengan tema yang terpisah-pisah yang diangkat dari kenyataan di lapangan

fungsi sosial olahraga

kerangka berfikir untuk menelaah fenomena sosial olahraga yang dikembangkan Nixon dan Stevenson sekitar 25 tahun yang lalu relevan untuk dibahas kembali titik kerangka berpikir ini memandang olahraga sebagai sebuah perantara sosial yang mengandung potensi untuk menjalankan beberapa fungsi yaitu fungsi sosial emosional fungsi sosialisasi fungsi integratif fungsi politik dan fungsi mobilitas sosial. beberapa fungsi tersebut dapat disebut sebagai fungsi instrumental olahraga yang berpangkal pada partisipasi dalam kegiatan itu titik Selain makna fungsi instrumental beberapa penulis mengembangkan lebih jauh kerangka berpikir ini dan bertitik tolak dari partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga untuk diangkat pula makna makna lainnya yaitu makna interaksi sosial makna simbolik dan Makna eksploratif (pernyataan diri)

kerangka berfikir untuk menelaah fenomena sosial olahraga yang dikembangkan Nixon dan Stevenson sekitar 25 tahun yang lalu relevan untuk dibahas kembali titik kerangka berpikir ini memandang olahraga sebagai sebuah perantara sosial yang mengandung potensi untuk menjalankan beberapa fungsi yaitu fungsi sosial emosional fungsi sosialisasi fungsi integratif fungsi politik dan fungsi mobilitas sosial. beberapa fungsi tersebut dapat disebut sebagai fungsi instrumental olahraga yang berpangkal pada partisipasi dalam kegiatan itu titik Selain makna fungsi instrumental beberapa penulis mengembangkan lebih jauh kerangka berpikir ini dan bertitik tolak dari partisipasi dalam aktivitas jasmani dan olahraga untuk diangkat pula makna makna lainnya yaitu makna interaksi sosial makna simbolik dan Makna eksploratif (pernyataan diri)

Fungsi Instrumental

fungsi sosio-emosional olahraga mencangkup pemenuhan kebutuhan individu untuk mempertahankan stabilitas sosial-psikologis meliputi tiga mekanisme yaitu pertama mekanisme untuk mengelola ketegangan dan konflik pada individu melalui saluran katarsis dan aesthesis. kedua pemberian kesempatan untuk membangkitkan perasaan adanya komunitas pengakuan sebagai salah satu bentuk acara ritual untuk melampiaskan perilaku agresif yang aman dan Direstui penundaan reaksi emosi dalam keriaan sukses kenikmatan indrawi terkalah berhasil mengendalikan gerak kepuasan sebagai anggota kelompok atau tas dan kesempatan langkah untuk mengekspresikan diri dalam perilaku kolektif penonton olahraga semua tersedia dalam kegiatan olahraga. ketika kita berolahraga dengan intensitas yang cukup berat maka keluarlah hormon endorfin semacam morfin dalam tubuh kita sehingga kita merasa ringan penuh tenaga segar dan bahagia. karena itu banyak tulisan yang mengungkapkan peranan olahraga untuk mencapai peningkatan kualitas sehat sejahtera dan  utuh.

fungsi sosio-emosional olahraga mencangkup pemenuhan kebutuhan individu untuk mempertahankan stabilitas sosial-psikologis meliputi tiga mekanisme yaitu pertama mekanisme untuk mengelola ketegangan dan konflik pada individu melalui saluran katarsis dan aesthesis. kedua pemberian kesempatan untuk membangkitkan perasaan adanya komunitas pengakuan sebagai salah satu bentuk acara ritual untuk melampiaskan perilaku agresif yang aman dan Direstui penundaan reaksi emosi dalam keriaan sukses kenikmatan indrawi terkalah berhasil mengendalikan gerak kepuasan sebagai anggota kelompok atau tas dan kesempatan langkah untuk mengekspresikan diri dalam perilaku kolektif penonton olahraga semua tersedia dalam kegiatan olahraga. ketika kita berolahraga dengan intensitas yang cukup berat maka keluarlah hormon endorfin semacam morfin dalam tubuh kita sehingga kita merasa ringan penuh tenaga segar dan bahagia. karena itu banyak tulisan yang mengungkapkan peranan olahraga untuk mencapai peningkatan kualitas sehat sejahtera dan  utuh.

survei yang dilaksanakan Professor luthan bersama-sama dengan rekan-rekan di fpok IKIP Bandung beberapa waktu yang lalu dengan sampel cukup besar (11. 195 wanita dan 576 pria) yang terdiri atas anggota perkumpulan yang rajin berlatih senam atau aerobik hasilnya cenderung mendukung keserasian fungsi sosioemosional olahraga yang berpangkal pada citra peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani di samping keuntungan yang bersifat psikososial seperti Kian mampu mengendalikan diri mengatasi stres dan  memusatkan perhatian tidur yang nyenyak dan relasi sosial makin bertambah.

semasa krisis sekarang ini jenis kegiatan olahraga kemasyarakatan lah yang tidak terpengaruh yang mungkin karena disamping murah dalam hal biaya juga secara langsung memenuhi kebutuhan dasar orang banyak yaitu untuk meningkatkan dan atau pemeliharaan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani. sebuah fenomena yang menarik untuk disimak bayangkan ketika terjadi Puncak gerakan reformasi ribuan mahasiswa berkumpul di lapangan Gasibu Bandung yang lokasinya tak jauh dari Gedung DPRD Jawa 

Barat dan mereka dengan lantang menyuarakan reformasi di segala bidang titik di tempat yang sama di pagi Minggu sebelum matahari terbit Ribuan Orang datang dari mana-mana tanpa membedakan status sosial juga berkumpul dengan dorongan motif yang kuat dan isi kegiatan yang berbeda-beda bukan politik atau bukan ekonomi yaitu berolahraga untuk mencapai Kebahagiaan sejati sejahtera lahir dan batin.

gambaran ini mengingatkan kita tentang sejarah olahraga di Amerika Serikat yaitu peralihan model partisipasi olahraga masa depresi berat tahun 1920 an di Amerika Serikat yang jauh lebih gawat dari penderitaan kita sekarang di Indonesia mirip seperti keadaan di Indonesia olahraga tontonan olahraga profesional dan olahraga kompetitif terkena dampak krisis ekonomi akibat kecilnya revenue yang diperoleh untuk mempertahankan program Tapi anehnya justru pembangunan fasilitas olahraga dengan padat karya semakin meningkat dan orientasi partisipasi olahraga kemasyarakatan Kian berkembang.

 fungsi sosialisasi olahraga tercermin dalam kepercayaan bahwa olahraga merupakan agen penting untuk mengalihkan nilai-nilai budaya kepada individu sehingga karakteristik kepribadiannya berkembang. proses sosialisasi dalam kerangka pendidikan Pia gerak instansi itu pada dasarnya adalah proses pembelajaran keterampilan sifat-sifat nilai sikap norma dan pengetahuan yang dikaitkan dengan perilaku yang ada pada saat sekarang atau yang diantisipasi sesuai dengan peranan sosial (Dek Enok 1996): mekanisme yang berkaitan dalam fungsi sosialisasi yaitu adanya aspek pengukuhan dan peniruan tokoh idola sebagai model ide peranan unsur pengukuh seperti kita tahu merupakan penerapan dari teori operant conditioning dari aliran serba laku (behaviorisme) yakni adanya sanksi terhadap kepercayaan dan perilaku baik positif maupun negatif. olahraga berkembang dan kaya dengan nilai tradisi dan acara ritual termasuk aneka tata krama yang tak bersangsi yang menyatu sebagai budaya dan mempengaruhi perilaku olahragawan. semangat sportivitas atau fair play misalnya merupakan landasan etika dalam olahraga dan bagian dari nilai penting sementara tata krama seperti jangan sepatu kulit di lapangan bulu tangkis meskipun bersangsi tetapi orang dibiasakan mematuhinya.


0 Response to "PENGERTIAN SOSIOLOGI OLAHRAGA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel